Syringomyelia adalah kondisi langka yang ditandai dengan pembentukan kista berisi cairan, yang dikenal sebagai syrinx, di dalam sumsum tulang belakang. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri kronis, kelemahan otot, hingga gangguan sensorik.
Jika tidak ditangani dengan tepat, syringomyelia dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya karena bisa memicu kesulitan dalam bergerak dan beraktivitas.
Mengingat kondisi ini berbahaya, segera konsultasikan dengan dokter di Lamina Pain and Spine Center ketika Anda mencurigai adanya gejala penyakit ini.
Untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, buat janji konsultasi melalui WhatsApp di nomor 0811-8802-6621. Mari kenali lebih dalam mengenai apa itu syringomyelia, termasuk gejala, penyebab, dan cara mengobatinya pada artikel berikut ini!
Apa Itu Syringomyelia?
Syringomyelia adalah gangguan neurologis pada tulang belakang yang langka di mana terbentuk rongga berisi cairan (syrinx) di dalam sumsum tulang belakang.
Kondisi ini terjadi ketika cairan serebrospinal (CSF), yang biasanya mengelilingi dan melindungi otak serta sumsum tulang belakang, mengumpul di dalam jaringan sumsum tulang belakang.
Syrinx dapat membesar seiring waktu sehingga bisa menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan memengaruhi serabut saraf yang menghubungkan otak ke tubuh.
Biasanya, syringomyelia berkembang secara perlahan dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri kronis, kelemahan otot, dan gangguan sensorik.
Meski begitu, tidak semua syrinx menyebabkan gejala, sehingga beberapa kasus terdeteksi hanya melalui pencitraan tanpa keluhan klinis.
Penyebab Syringomyelia
Penyebab utama syringomyelia seringkali berkaitan dengan gangguan lain pada sistem saraf pusat, seperti:
1. Malformasi Chiari
Salah satu penyebab paling umum dari syringomyelia adalah malformasi Chiari, sebuah kondisi di mana jaringan otak terdorong ke dalam kanal tulang belakang.
Hal ini mengganggu aliran normal cairan serebrospinal (CSF) dan dapat menyebabkan akumulasi cairan di dalam sumsum tulang belakang, membentuk syrinx.
2. Cedera Sumsum Tulang Belakang
Trauma pada sumsum tulang belakang dapat memicu pembentukan syrinx, baik segera setelah cedera atau beberapa tahun kemudian. Cedera ini dapat menyebabkan peradangan atau gangguan aliran cairan serebrospinal yang memicu terjadinya syringomyelia.
3. Tumor Sumsum Tulang Belakang
Adanya tumor di sumsum tulang belakang dapat menghalangi aliran cairan serebrospinal, sehingga menyebabkan terbentuknya syrinx. Tumor ini juga dapat menekan jaringan di sekitarnya dan memperburuk gejala yang dialami penderita.
4. Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan ini dapat mengubah dinamika aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan pembentukan syrinx.
5. Tethered Cord Syndrome
Tethered cord syndrome adalah kondisi bawaan yang menyebabkan sumsum tulang belakang tertarik oleh jaringan abnormal. Kondisi ini dapat memengaruhi aliran cairan serebrospinal dan memicu perkembangan syringomyelia.
6. Arachnoiditis
Arachnoiditis adalah peradangan pada salah satu lapisan pelindung sumsum tulang belakang, yang disebut membran arachnoid. Peradangan ini dapat menyebabkan jaringan parut dan menghalangi aliran cairan serebrospinal, sehingga berisiko menyebabkan syringomyelia.
7. Faktor Idiopatik
Dalam beberapa kasus, penyebab syringomyelia tidak dapat diketahui dengan pasti. Kasus seperti ini dikenal sebagai syringomyelia idiopatik, di mana tidak ditemukan kondisi yang mendasari pembentukan syrinx.
Faktor idiopatik lebih sering ditemukan pada syringomyelia dewasa muda tanpa kondisi penyerta.
Gejala Syringomyelia
Gejala syringomyelia bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran syrinx. Beberapa gejala umum meliputi:
- Kelemahan dan kehilangan massa otot (atrofi)
- Kehilangan refleks
- Hilangnya sensitivitas terhadap rasa sakit dan suhu
- Kekakuan pada punggung, bahu, lengan, atau kaki
- Nyeri kronis di leher, punggung, atau lengan
- Sakit kepala
- Skoliosis (kelainan tulang belakang melengkung ke samping)
- Kehilangan keseimbangan
- Masalah kontrol kandung kemih dan fungsi seksual
Gejala sering berkembang perlahan dari waktu ke waktu, tetapi beberapa aktivitas seperti batuk atau mengejan dapat memperburuk gejala.
Cara Mendiagnosis Syringomyelia Secara Akurat
Untuk memastikan diagnosis dan menentukan pengobatan yang tepat, langkah-langkah medis tertentu harus dilakukan. Berikut adalah cara mendiagnosis syringomyelia secara akurat dan pilihan pengobatannya.
1. Pemeriksaan Riwayat Medis dan Gejala
Dokter akan memulai dengan menggali riwayat medis pasien dan menanyakan gejala yang dialami.
Gejala seperti nyeri kronis, kelemahan otot, kehilangan sensitivitas terhadap suhu atau rasa sakit, serta kekakuan pada punggung atau leher dapat menjadi indikasi syringomyelia.
Terkait dengan gejala yang dialami pasien, dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai refleks, kekuatan otot, fungsi sensorik, dan koordinasi.
Pemeriksaan ini membantu mengidentifikasi area tubuh yang terdampak oleh gangguan pada sumsum tulang belakang.
2. Tes pencitraan syringomyelia
MRI (Magnetic Resonance Imaging) dengan atau tanpa kontras adalah metode terbaik untuk mendiagnosis syringomyelia.
Dalam beberapa kasus, MRI dinamis digunakan untuk menilai aliran cairan serebrospinal (CSF) di sekitar sumsum tulang belakang.
Pencitraan ini memberikan gambaran rinci tentang sumsum tulang belakang, memungkinkan dokter untuk melihat keberadaan syrinx serta penyebab yang mendasarinya, seperti malformasi Chiari atau tumor.
Jika MRI tidak tersedia atau diperlukan penilaian tambahan, pencitraan lain seperti CT scan atau myelogram dapat digunakan. Namun, metode ini kurang detail dibandingkan MRI.
3. Tes lanjutan syringomyelia
Agar hasilnya lebih akurat, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang umumnya bisa meliputi:
- Jika dicurigai ada infeksi atau inflamasi, dokter mungkin melakukan pungsi lumbal untuk memeriksa cairan serebrospinal.
- Jika syringomyelia dikaitkan dengan kelainan bawaan seperti tethered cord syndrome, dokter mungkin merekomendasikan tes genetik.
Jadi, pastikan Anda memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti nyeri kronis, kelemahan otot, kehilangan sensitivitas, atau gejala lain yang berhubungan dengan syringomyelia. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Pengobatan Syringomyelia
Pengobatan syringomyelia bergantung pada penyebab, gejala, dan tingkat keparahan kondisi. Berikut adalah beberapa opsi pengobatan yang tersedia:
Pemantauan Rutin
Apabila syringomyelia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya ringan, dokter mungkin hanya merekomendasikan pemantauan secara rutin. Pasien perlu menjalani pemeriksaan berkala untuk memastikan bahwa syrinx tidak berkembang lebih lanjut.
Selama pemantauan, pasien harus menghindari aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial seperti mengangkat beban berat.
Pengelolaan Gejala
Nyeri kronis dapat dikelola dengan obat-obatan seperti analgesik, antiepileptik, atau antidepresan tertentu yang juga berfungsi mengurangi nyeri neuropatik.
Selain itu, fisioterapi juga mungkin akan direkomendasikan karena dapat membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi kekakuan otot.
Pembedahan
Ketika gejala memburuk atau syrinx membesar, operasi mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan atau memperbaiki aliran cairan serebrospinal. Jenis operasi meliputi:
- Jika syringomyelia disebabkan oleh malformasi Chiari, prosedur dekompresi Chiari dilakukan untuk menciptakan ruang lebih besar bagi cairan serebrospinal di dasar tengkorak. Pembedahan berfungsi untuk mengurangi tekanan dan memungkinkan syrinx menyusut.
- Jika terdapat tumor yang menyebabkan syringomyelia, pembedahan untuk mengangkat tumor dapat menyelesaikan masalah.
- Dalam kasus tertentu, dokter dapat memasang alat drainase (shunt) untuk mengalirkan cairan dari syrinx ke bagian tubuh lain, seperti rongga perut, sehingga tekanan pada sumsum tulang belakang berkurang.
- Setelah pembedahan, pasien biasanya memerlukan fisioterapi atau terapi okupasi untuk memulihkan kekuatan, mobilitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penerapan Gaya Hidup Sehat
Mengelola syringomyelia memerlukan pendekatan holistik, termasuk pola hidup sehat, dukungan psikologis, dan kontrol medis yang teratur.
Penting bagi penderita untuk mengelola gaya hidup dengan melakukan hal-hal berikut:
- Hindari aktivitas yang memperparah gejala.
- Ikuti anjuran dokter terkait pengobatan dan terapi.
- Dapatkan dukungan dari keluarga atau komunitas pasien dengan kondisi serupa.
Lamina Pain and Spine Center Bantu Kelola Masalah Tulang Belakang
Syringomyelia adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera, terutama jika gejala mulai memengaruhi kualitas hidup.
Dengan diagnosis yang akurat dan pendekatan pengobatan yang tepat, banyak pasien dapat mengelola gejala mereka dengan baik.
Pastikan untuk mendapatkan penanganan yang tepat jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala yang mencurigakan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Lamina Pain and Spine Center yang akan memberikan solusi terpercaya untuk perawatan kesehatan sendi dan tulang.
Lamina Pain and Spine Center tidak hanya fokus pada penanganan gejala, tetapi juga pada pencarian akar penyebab masalah kesehatan Anda.
Di Lamina Pain and Spine Center, Anda akan mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis yang ahli dan berpengalaman dalam menangani berbagai masalah sendi dan tulang, termasuk mengelola gejala syringomyelia.
Lamina Pain and Spine Center hadir di lokasi yang strategis, seperti Mampang, Jakarta Selatan, dengan cabang-cabang yang tersebar di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas, memudahkan Anda untuk mengakses layanan kami.
Kami juga menawarkan layanan telekonsultasi melalui fitur Video Call di WhatsApp bagi Anda yang kesulitan untuk datang langsung ke Lamina Pain and Spine Center.
Untuk membuat janji konsultasi, Anda bisa menghubungi Lamina Pain and Spine Center di WhatsApp di nomor 0811-8802-6621. Jangan tunda perawatan, segera dapatkan solusi kesehatan terbaik di Lamina Pain and Spine Center!