Bayangkan tulang belakang Anda sebagai rantai kokoh yang menopang tubuh Anda. Namun, bagaimana jika salah satu mata rantai ini keluar dari posisinya? Inilah yang terjadi pada spondylolisthesis.
Spondylolisthesis adalah suatu kondisi di mana salah satu tulang belakang (vertebra) bergeser keluar dari tempatnya, sering kali menekan tulang di bawahnya dan menyebabkan rasa nyeri.
Tak hanya itu, kondisi ini juga merupakan salah satu penyebab utama saraf kejepit yang sebaiknya Anda waspadai.
Untuk berkonsultasi masalah saraf kejepit, Anda bisa telekonsultasi dengan menghubungi Lamina Pain and Spine Center via whatsapp ke nomor 0811-8802-6621.
Bagaimana Spondylolisthesis Terjadi?
Tulang belakang kita terdiri dari 33 tulang kecil yang disebut vertebrae. Mereka saling terhubung dan dirancang untuk bergerak sedikit demi sedikit, memungkinkan kita untuk membungkuk, berputar, dan mengubah postur.
Pada spondylolisthesis, salah satu vertebra meluncur keluar dari tempatnya, menekan saraf di sekitar tulang belakang.
Kondisi ini paling sering terjadi di punggung bawah (lumbar spine), tetapi juga dapat memengaruhi leher (cervical spine) atau punggung tengah (thoracic spine).
Meskipun terdengar mengkhawatirkan, kabar baiknya adalah spondylolisthesis biasanya dapat diatasi dengan perawatan yang tepat.
Jenis-Jenis Spondylolisthesis
Ada beberapa jenis spondylolisthesis yang sebaiknya diketahui, yaitu:
- Degeneratif. Jenis yang paling umum. Terjadi karena proses penuaan yang menyebabkan bantalan di antara tulang belakang menipis sehingga tulang lebih mudah bergeser.
- Kongenital (Dysplastic). Disebabkan oleh kelainan bentuk tulang belakang sejak lahir.
- Isthmic. Terjadi karena retakan pada bagian tulang yang menghubungkan dua vertebra (pars interarticularis). Retakan ini membuat tulang tidak stabil dan mudah bergeser.
Jenis lain yang lebih jarang termasuk:
- Traumatik. Akibat cedera langsung.
- Patologis. Disebabkan oleh penyakit seperti osteoporosis atau tumor.
- Pasca-operasi. Komplikasi langka dari operasi tulang belakang.
Gejala Spondylolisthesis
Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala apa pun, terutama jika pergeseran tulangnya ringan. Namun, gejala yang lebih umum meliputi:
- Nyeri punggung bawah.
- Nyeri menjalar ke kaki (sciatica).
- Kekakuan punggung.
- Kesulitan berdiri atau berjalan dalam waktu lama.
- Kesemutan, kelemahan, atau mati rasa di kaki.
Jika vertebra yang bergeser berada di leher atau punggung tengah, gejalanya dapat menyebar ke area lain, seperti bahu atau pinggul.
Penyebab dan Faktor Risiko
Pergeseran tulang belakang ini umumnya disebabkan oleh:
- Penuaan: Kerusakan alami pada bantalan tulang belakang.
- Cedera: Seperti jatuh atau kecelakaan.
- Genetik: Beberapa orang dilahirkan dengan tulang belakang yang lebih tipis atau lemah.
- Aktivitas fisik: Atlet, terutama yang sering melompat atau kontak fisik, berisiko lebih tinggi.
Faktor risiko tambahan meliputi usia di atas 50 tahun, jenis kelamin wanita, dan riwayat keluarga dengan masalah tulang belakang.
Mengapa Spondylolisthesis Dapat Menyebabkan Saraf Kejepit?
Ada beberapa hal yang membuat spondylolisthesis dapat menyebabkan saraf kejepit yaitu:
- Pergeseran Tulang Belakang
Pada spondylolisthesis, pergeseran vertebra mengubah struktur normal tulang belakang.
Pergeseran ini dapat mempersempit ruang tempat saraf tulang belakang keluar, yang dikenal sebagai foramen intervertebral, atau menekan saraf secara langsung.
- Stenosis Spinal Sekunder
Dalam kasus yang lebih parah, spondylolisthesis dapat menyebabkan stenosis spinal, yaitu penyempitan kanal tulang belakang yang melindungi saraf tulang belakang.
Tekanan ini sering menyebabkan iritasi atau kompresi saraf.
- Diskus yang Menipis atau Rusak
Pada spondylolisthesis degeneratif, bantalan antara tulang belakang (diskus) cenderung menipis atau rusak.
Hal ini meningkatkan risiko tonjolan diskus (herniasi) yang dapat menekan saraf tulang belakang lebih lanjut.
Jenis Saraf yang Paling Sering Terpengaruh
- Saraf L5 (Lumbar 5): Umumnya tertekan pada spondylolisthesis di punggung bawah, menyebabkan nyeri yang menjalar ke bagian luar kaki hingga ke jari kaki.
- Saraf S1 (Sakral 1): Menimbulkan gejala di bagian belakang kaki hingga ke tumit.
Diagnosis dan Tingkatan Spondylolisthesis
Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dan menggunakan pencitraan seperti X-ray, CT scan, atau MRI untuk mendiagnosis spondylolisthesis.
Kondisi ini dibagi menjadi dua tingkatan utama:
- Tingkat Rendah (Grade I dan II): Pergeseran ringan, sering kali dapat diatasi tanpa operasi.
- Tingkat Tinggi (Grade III dan IV): Pergeseran lebih parah yang mungkin memerlukan tindakan bedah.
Pengobatan Saraf Kejepit Akibat Spondylolisthesis
Sebagian besar kasus dapat dikelola tanpa operasi. Beberapa langkah pengobatan meliputi:
- Istirahat: Menghindari aktivitas berat.
- Obat-obatan: Seperti ibuprofen untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Terapi fisik: Melatih otot punggung dan perut untuk menopang tulang belakang.
- Penyangga punggung: Membantu menjaga tulang tetap stabil.
Jika gejala tetap memburuk atau kondisi sudah parah, dokter mungkin menyarankan tindakan bedah minimal invasif, seperti Joimax untuk memperbaiki tulang yang bergeser.
Pencegahan dan Prognosis
Meski tidak selalu bisa dicegah, risiko spondylolisthesis dapat dikurangi dengan menjaga kekuatan otot inti, menjalani pola makan sehat, dan memantau kesehatan tulang secara berkala.
Bagi yang sudah mengalami kondisi ini, prognosisnya baik jika ditangani dengan benar. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dapat kembali beraktivitas normal tanpa rasa sakit.
Kapan Harus Ke Dokter?
Jika Anda merasakan nyeri punggung yang tidak kunjung hilang, kesemutan, atau kehilangan kendali terhadap kandung kemih atau usus, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh disertai dengan tes pencitraan untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis yang akurat dapat membantu menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
Mengatasi Saraf Kejepit di Klinik Lamina dengan Joimax
Klinik Lamina adalah pusat spesialis tulang belakang dengan tim dokter berpengalaman dan teknologi mutakhir. Dengan metode Joimax, Klinik Lamina memberikan solusi yang berfokus pada kenyamanan pasien dan hasil jangka panjang yang optimal.
Joimax adalah sistem bedah endoskopi canggih yang dirancang untuk menangani berbagai masalah tulang belakang, termasuk spondylolisthesis.
Prosedur ini menggunakan kamera kecil dan instrumen khusus untuk mengakses area tulang belakang dengan sayatan minimal. Teknologi ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan prosedur konvensional, seperti:
- Waktu tindakan yang relatif singkat sekitar 30-45 menit
- Tidak merusak jaringan di sekitar saraf
- Risiko komplikasi pasca tindakan rendah
- Proses pemulihan lebih cepat
- Tingkat keberhasilan tinggi sekitar 85%
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala spondylolisthesis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Klinik Lamina.
Dengan pendekatan berbasis teknologi dan keahlian, kami siap membantu Anda mendapatkan kembali mobilitas dan kualitas hidup terbaik.
Untuk berkonsultasi, Anda bisa mengunjungi klinik kami yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan dengan cabang yang tersebar di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas.
Atau Anda juga bisa melakukan telekonsultasi dengan dokter dengan menghubungi kami via whatsapp ke nomor 0811-8802-6621.