Konten Artikel

Mengenal Apa Itu Fraktur Kompresi, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

frfaktur kompresi

Fraktur kompresi adalah kondisi serius yang sering kali luput dari perhatian banyak orang hingga gejalanya menjadi parah. 

Ketika tulang belakang, struktur penting yang menopang tubuh, mengalami kerusakan seperti retakan atau bahkan kolaps, dampaknya bisa sangat memengaruhi kualitas hidup. 

Osteoporosis menjadi penyebab utama kondisi ini, tetapi trauma fisik dan penyakit tertentu juga bisa berperan.

Artikel ini akan membahas fraktur kompresi secara mendalam, termasuk gejala yang perlu Anda  waspadai, penyebabnya, hingga metode pengobatan yang tersedia. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai saraf kejepit atau untuk menjadwalkan konsultasi, hubungi Lamina Pain and Spine Center melalui WhatsApp di nomor 0811-8802-6621.

Dengan memahami kondisi ini, Anda dapat lebih siap untuk mencegah, mengenali, dan menangani fraktur kompresi sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Apa Itu Fraktur Kompresi?

Fraktur kompresi adalah kondisi di mana tulang belakang mengalami kerusakan akibat patah tulang yang diikuti dengan kolapsnya struktur tulang. 

Umumnya, kondisi ini terjadi karena tulang kehilangan kekuatannya, baik akibat osteoporosis maupun trauma berat. 

Dalam kasus yang lebih jarang, fraktur ini juga dapat dipicu oleh penyakit lain seperti kanker yang telah menyebar ke tulang belakang. 

Fraktur kompresi dapat mengganggu fungsi tulang belakang, menyebabkan rasa nyeri, hingga memengaruhi postur tubuh secara permanen jika tidak ditangani dengan baik.

Jenis Fraktur Kompresi

Ada beberapa jenis fraktur kompresi yang dapat dialami seseorang:

1. Fraktur Baji (Wedge Fracture)

Jenis ini adalah yang paling umum dan terjadi ketika bagian depan tulang belakang lebih tertekan dibandingkan bagian belakang, sehingga tulang berbentuk seperti baji.

2. Fraktur Burst

Kondisi ini lebih parah, melibatkan kerusakan di seluruh bagian tulang belakang akibat tekanan yang ekstrem.

3. Fraktur Retak (Compression Crack)

Jenis ini melibatkan keretakan kecil di permukaan tulang belakang yang dapat berkembang jika tidak segera ditangani.

Gejala Fraktur Kompresi

Gejala fraktur kompresi vertebra atau tulang belakang bisa terjadi secara tiba-tiba. 

Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit punggung yang semakin parah. 

Gejala paling awal biasanya menghadirkan rasa sakit di area punggung yang tiba-tiba muncul, terutama setelah aktivitas fisik intens. 

Nyeri ini dapat bertambah buruk saat Anda bergerak atau berdiri dalam waktu lama.

Pada kasus yang lebih parah, rasa sakit mungkin menyebar ke kaki atau area lain akibat tekanan pada saraf tulang belakang. 

Anda juga mungkin mengalami penurunan tinggi badan atau perubahan postur menjadi lebih membungkuk.

Secara umum yang muncul pada fraktur kompresi tulang belakang, di antaranya: 

  • Rasa sakit di tulang belakang bagian tengah atau bawah.
  • Rasa nyeri di samping atau depan tulang belakang.
  • Rasa sakit yang tajam seperti tertusuk pisau. 
  • Nyeri dalam kurun waktu berminggu-minggu hingga bulan. 
  • Sakit punggung yang dimulai secara perlahan, dan bertambah parah saat berjalan, namun tidak terasa saat istirahat
  • Kehilangan tinggi badan, sebanyak 6 inci (15 sentimeter) seiring berjalannya waktu
  • Postur bungkuk, atau kyphosis (punuk)

Tekanan pada sumsum tulang belakang akibat postur membungkuk, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan:

  • Mati rasa
  • Perasaan geli
  • Kelemahan
  • Kesulitan berjalan
  • Kehilangan kendali atas usus atau kandung kemih

Meski begitu, fraktur kompresi akibat osteoporosis mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya selain nyeri.

Sebab, gejala penyakit ini seringkali ditemukan ketika rontgen tulang belakang dilakukan karena alasan lain. 

Oleh karena itu, bila Anda mengalami rasa nyeri yang tidak kunjung membaik pada bagian tulang belakang, silakan lakukan konsultasi dengan ahli. 

Penyebab Fraktur Kompresi pada Tulang Belakang

Fraktur kompresi pada tulang belakang dapat terjadi akibat beberapa faktor berikut:

1. Osteoporosis

Penyebab utama kondisi ini adalah osteoporosis, yaitu kondisi di mana kepadatan tulang menurun secara signifikan. 

Tulang yang rapuh menjadi sangat rentan terhadap tekanan, bahkan dari aktivitas ringan seperti membungkuk atau mengangkat benda kecil.

Dalam kebanyakan kasus, tulang kehilangan kalsium dan mineral lainnya seiring bertambahnya usia. 

2. Trauma Fisik di Punggung

Penyebab fraktur kompresi pada tulang belakang lainnya bisa terjadi karena adanya cedera berat yang menyebabkan trauma fisik. 

Cedera berat, seperti kecelakaan kendaraan atau jatuh dari ketinggian, dapat memberikan tekanan besar pada tulang belakang, menyebabkan fraktur atau keruntuhan.

Selain itu, tumor yang  menyebar ke tulang dari tempat lain, seperti multiple myeloma juga bisa menjadi penyebabnya. 

Anda yang memiliki banyak cedera tulang belakang juga dapat menyebabkan kifosis. Ini adalah kelengkungan tulang belakang yang mirip punuk.

3. Penyakit Metastasis

Kanker yang menyebar ke tulang belakang dapat melemahkan struktur tulang. 

Metastasis ini sering ditemukan pada kanker payudara, paru-paru, atau prostat, dan membuat tulang lebih mudah retak bahkan tanpa adanya trauma besar.

Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu dalam mencegah dan menangani fraktur kompresi lebih dini, sebelum menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Faktor Risiko Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi lebih sering terjadi pada individu yang memiliki faktor risiko tertentu yang membuat tulang belakang lebih rentan terhadap kerusakan. 

Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan risiko:

1. Usia Lanjut

Seiring bertambahnya usia, terutama pada individu yang telah melewati masa menopause, kepadatan tulang secara alami menurun. 

Pada wanita pascamenopause, kadar estrogen yang menurun mempercepat proses pengeroposan tulang, menjadikan osteoporosis dan fraktur kompresi lebih mungkin terjadi.

2. Riwayat Osteoporosis dalam Keluarga

Genetika memainkan peran penting dalam kesehatan tulang. Individu dengan riwayat keluarga osteoporosis cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa, sehingga lebih rentan terhadap fraktur kompresi.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat

Kebiasaan seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menghambat penyerapan kalsium dan nutrisi penting lain yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang. 

Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif, seperti jarang berolahraga, menyebabkan melemahnya struktur otot dan tulang, meningkatkan risiko cedera pada tulang belakang.

4. Gaya Hidup Sedentari

Kurangnya aktivitas fisik tidak hanya melemahkan otot yang mendukung tulang belakang, tetapi juga mempercepat proses kehilangan massa tulang. 

Olahraga seperti berjalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan ringan sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang.

5. Kondisi Medis atau Kebiasaan Buruk

Beberapa kondisi medis seperti gangguan hormonal atau kekurangan vitamin D dan kalsium juga menjadi faktor risiko utama. 

Kebiasaan buruk dalam pola makan yang rendah nutrisi memperparah potensi tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah.

Dengan mengenali faktor-faktor risiko ini, Anda dapat mengambil langkah pencegahan seperti menjalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, serta mengonsumsi makanan bergizi untuk mendukung kesehatan tulang dan mencegah fraktur kompresi.

Bagaimana Cara Diagnosis Fraktur Kompresi?

Langkah-langkah diagnosis fraktur kompresi atau fraktur tulang belakang yang mengalami kerusakan biasanya dilakukan langsung oleh profesional atau dokter ahli. 

1. Pemeriksaan Fisik 

Dokter akan memeriksa apakah ada perubahan bentuk tubuh, khususnya area tulang belakang, seperti bungkuk akibat kyphosis. 

Selain itu, beberapa pemeriksaan fisik lainnya juga bisa menjadi indikasi awal apakah seseorang mengalami fraktur kompresi atau tidak, di antaranya: 

  • Kehilangan tinggi badan akibat vertebra yang retak
  • X-ray tulang belakang mungkin menunjukkan setidaknya 1 vertebra terkompresi yang lebih pendek dari vertebra lainnya.

2. Tes Pencitraan 

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tes lanjutan diperlukan untuk memastikan kondisi tulang belakang seseorang. 

Salah satunya dengan melakukan tes pencitraan untuk melihat gambar tulang, otot, dan jaringan lunak di punggung Anda. 

Adapun beberapa tes pencitraan yang dapat Anda lakukan, di antaranya: 

  • CT scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) akan dilakukan  jika ada kekhawatiran patah tulang disebabkan oleh tumor atau trauma berat (seperti terjatuh atau kecelakaan mobil) atau jika terdapat gejala kerusakan saraf
  • X-ray tulang belakang untuk memeriksa cedera pada tulang belakang
  • Pemindaian absorptiometry sinar-X energi ganda (DEXA), yaitu jenis sinar-X khusus yang mengukur pengeroposan tulang (tes kepadatan tulang).
  • Myelogram, yang merupakan prosedur yang digunakan penyedia Anda bersama dengan tes pencitraan. Penyedia Anda menyuntikkan pewarna kontras ke tulang belakang Anda sebelum melakukan CT scan atau X-ray. Pewarna membuat gambar lebih jelas.
  • Pemindaian tulang tiga fase, yaitu tes pencitraan yang mengambil tiga set gambar selama tiga kunjungan berbeda.

Cara Mengobati Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi membutuhkan penanganan yang disesuaikan dengan tingkat keparahannya. 

Berikut adalah metode umum atau pengobatan yang tersedia untuk fraktur kompresi:

1. Pengobatan fraktur kompresi non-invasif

Metode ini ditujukan untuk kasus yang tidak terlalu parah, dengan fokus pada mengurangi rasa sakit, mendukung pemulihan tulang, dan mencegah komplikasi lebih lanjut:

  • Istirahat dan Pembatasan Aktivitas

Pengobatan nyeri punggung akibat fraktur paling awal adalah dengan mengurangi beban pada tulang belakang. Anda disarankan untuk istirahat cukup dan membatasi aktivitas fisik berat.

  • Penggunaan Penyangga Tulang Belakang

Penyangga seperti brace atau korset dapat membantu menjaga tulang belakang tetap stabil dan mengurangi tekanan pada area yang cedera.

  • Obat Pereda Nyeri

Dokter dapat meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau analgesik untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan.

  • Fisioterapi

Terapi fisik bertujuan memperkuat otot di sekitar tulang belakang untuk mendukung postur yang lebih baik dan mencegah cedera lebih lanjut.

2. Prosedur fraktur kompresi minim invasif

Untuk fraktur yang lebih serius atau jika rasa sakit tidak membaik dengan pengobatan non-invasif, dokter mungkin merekomendasikan prosedur seperti Kyphoplasty dan vertebroplasty:

  • Vertebroplasty:  Prosedur ini melibatkan penyuntikan semen tulang khusus ke area fraktur untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi rasa sakit.
  • Kyphoplasty: Teknik ini mirip dengan vertebroplasty, tetapi melibatkan penggunaan balon kecil yang dimasukkan ke dalam tulang sebelum semen tulang disuntikkan. Balon ini membantu mengembalikan tinggi tulang yang telah rusak.

3. Operasi

Jika fraktur menyebabkan komplikasi serius, seperti tekanan pada saraf tulang belakang, atau jika semua metode lain tidak efektif, operasi mungkin diperlukan.

Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tulang atau mengurangi tekanan pada saraf yang terpengaruh.

4. Pendekatan Holistik

Selain terapi medis, memperhatikan gaya hidup juga penting:

  • Asupan nutrisi yang tepat dengan mengkonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk memperkuat tulang.
  • Berhenti merokok dan kurangi konsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan tulang.

Dengan pengobatan yang tepat, banyak pasien dengan fraktur kompresi dapat pulih sepenuhnya dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari. 

Namun, penting untuk mematuhi anjuran dokter agar proses pemulihan berjalan optimal.

Efek jangka panjang dari fraktur kompresi

Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, fraktur kompresi dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan tulang belakang dan kualitas hidup seseorang. 

Berikut adalah beberapa efek jangka panjang dari fraktur kompresi yang dapat terjadi:

1. Deformitas Tulang Belakang

Fraktur kompresi sering menyebabkan perubahan bentuk tulang belakang, seperti munculnya kyphosis (punggung bungkuk). 

Kondisi ini tidak hanya mengubah postur tubuh tetapi juga dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan organ internal lainnya karena perubahan ruang dalam rongga dada.

2. Nyeri Kronis

Rasa nyeri yang berkepanjangan di area tulang belakang merupakan salah satu komplikasi paling umum. 

Hal ini terjadi akibat tekanan yang terus-menerus pada jaringan lunak dan saraf di sekitar area tulang yang mengalami kerusakan. 

Nyeri kronis ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan hingga kegiatan fisik ringan.

3. Tekanan pada Saraf Tulang Belakang

Deformitas atau kerusakan pada tulang belakang dapat menimbulkan tekanan berlebih pada saraf, yang mengakibatkan gejala seperti mati rasa, kelemahan, atau bahkan kehilangan fungsi motorik di area tertentu. 

Dalam kasus yang parah, ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan atau pergerakan yang signifikan.

4. Penurunan Kualitas Hidup

Rasa nyeri yang terus-menerus akibat fraktur kompresi dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

Selain itu, efek psikologis seperti stres, depresi, atau rasa frustrasi sering menyertai penderita yang mengalami kondisi ini dalam jangka panjang.

Dengan risiko-risiko ini, penting untuk segera mendeteksi dan mengobati fraktur kompresi untuk mencegah komplikasi serius. 

Langkah pencegahan seperti menjaga kesehatan tulang melalui olahraga dan nutrisi yang tepat juga berperan penting dalam mengurangi risiko efek jangka panjang ini.

Obati Saraf Kejepit di Lamina Pain and Spine Center

Lamina Pain and Spine Center menggabungkan teknologi medis terkini, keahlian dokter spesialis, dan pendekatan rehabilitasi yang disesuaikan untuk memberikan solusi perawatan terbaik bagi setiap pasien.

Di Lamina Pain and Spine Center, kami berkomitmen untuk memberikan diagnosis yang akurat serta terapi yang efektif.

Dengan fasilitas medis modern dan dukungan tim medis berpengalaman, kami menggunakan berbagai metode diagnostik canggih, seperti tes darah, pemeriksaan radiologi, dan analisis cairan sendi, untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi pasien.

Setelah hasil diagnosis diperoleh, kami merancang rencana perawatan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Rencana tersebut mencakup:

  • Pengobatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
  • Terapi fisik yang dirancang khusus untuk mempercepat pemulihan.
  • Manajemen nyeri menggunakan teknologi terbaru, seperti Joimax, yang terbukti efektif.

Berkonsultasi dengan dokter dari rumah

Lamina Pain and Spine Center memiliki beberapa cabang yang strategis di Jakarta, termasuk Mampang, Cibubur, Kuningan, dan Pulomas, untuk memudahkan Anda mendapatkan perawatan berkualitas.

Jika Anda lebih nyaman berkonsultasi dari rumah, kami juga menyediakan layanan telekonsultasi melalui WhatsApp. Melalui layanan ini, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter kami tanpa harus datang ke klinik.

Untuk informasi lebih lanjut atau untuk mengatur jadwal konsultasi, Anda dapat menghubungi kami di WhatsApp di nomor 0811-8802-6621.

Jangan biarkan masalah nyeri punggung atau saraf terjepit mengganggu aktivitas Anda. Segera hubungi dokter spesialis kami dan temukan solusi terbaik untuk pemulihan Anda di Lamina Pain and Spine Center.

Ditulis Oleh

Yogi Wicaksono

Tanggal Publikasi

February 2, 2025

Request Callbcak

Artikel Lainnya

Sacroiliac Joint Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Sacroiliac Joint Syndrome

Ketahui Jenis-Jenis Saraf Kejepit dan Neuropati

jenis-jenis saraf kejepit dan neuropati

Sakit Punggung Karena Cedera Olahraga? Awas, Saraf Kejepit!

cedera olahraga - lamina pain and spine center