Konten Artikel

Apa itu Atrofi Otot? Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

atrofi otot

Atrofi otot adalah kondisi di mana massa otot menyusut atau melemah akibat berbagai faktor. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk bergerak dengan baik, bahkan dalam aktivitas sehari-hari. 

Permasalahan otot ini perlu mendapatkan penanganan yang serius jika mengalaminya. Sebab, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi kepada penderita bila kondisi ini dibiarkan dalam waktu lama. 

Oleh karena itu, mari simak pembahasan tentang apa itu atrofi otot dan penyebabnya hingga gejala serta cara pengobatannya berikut ini.

Konsultasikan masalah saraf kejepit Anda sekarang juga. Hubungi Lamina Pain and Spine Center melalui WhatsApp di 0811-8802-6621 untuk layanan telekonsultasi yang cepat dan praktis.

Apa Itu Atrofi Otot?

Atrofi otot adalah penurunan ukuran atau kekuatan otot yang terjadi akibat kurangnya aktivitas, cedera, atau gangguan tertentu pada tubuh. 

Kondisi ini dapat berkembang perlahan atau tiba-tiba, tergantung pada penyebabnya. Atrofi otot sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya.

Gejala awal atrofi otot pada penderita saraf kejepit biasanya berkembang perlahan dan sering ditandai dengan adanya penurunan kekuatan otot. Pada kasus lainnya, kondisi otot juga dapat berubah ukuran hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab Atrofi Otot

Atrofi otot, atau penyusutan massa otot, dapat terjadi karena berbagai faktor yang memengaruhi saraf, aktivitas fisik, atau kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang penyebab utama atrofi otot:

1. Atrofi Otot Neurogenik

Atrofi otot neurogenik disebabkan oleh kerusakan atau gangguan pada saraf yang mengontrol otot. 

Saraf yang tidak berfungsi dengan baik membuat otot kehilangan sinyal yang diperlukan untuk mempertahankan massa dan kekuatannya. 

Ini merupakan bentuk atrofi yang paling parah dan sulit dipulihkan.

Penyebab utamanya berupa:

  • Cedera Saraf: Kerusakan akibat trauma fisik, seperti patah tulang atau cedera tulang belakang, dapat menghambat komunikasi antara otak, saraf, dan otot. 
  • Penyakit Neurodegeneratif:
  • Neuropati Perifer: Kondisi di mana saraf perifer rusak, sering terjadi pada penderita diabetes atau karena infeksi kronis.
  • Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS): Penyakit progresif yang merusak neuron motorik, menyebabkan melemahnya otot secara bertahap.
  • Sindrom Guillain-Barré: Gangguan autoimun yang menyerang sistem saraf perifer dan menyebabkan kelemahan otot.
  • Herniated Disk: Tekanan pada saraf akibat cakram tulang belakang yang bergeser dapat menyebabkan atrofi otot di area tertentu.

Pasalnya, ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan atrofi otot, seperti saraf kejepit, cedera otot, dan permasalahan saraf lainnya.

2. Atrofi Otot Fisiologis

Jenis atrofi otot ini dapat terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik atau imobilisasi otot. 

Ketika otot tidak digunakan secara aktif dalam waktu lama, serat otot menyusut karena tubuh menganggap otot tersebut tidak lagi dibutuhkan.

Penyebab utama dampak imobilitas pada atrofi otot:

  • Imobilisasi: Ketidakmampuan untuk menggerakkan anggota tubuh setelah cedera, operasi, atau penggunaan gips dapat menyebabkan penurunan massa otot. Misalnya:  Patah tulang yang membutuhkan gips dan  Bed rest panjang akibat penyakit seperti stroke.
  • Gaya Hidup Sedentari: Kurangnya aktivitas fisik sehari-hari karena pekerjaan yang banyak duduk atau tidak melakukan olahraga teratur. Ini dapat mempercepat penurunan massa otot, terutama pada individu lanjut usia.Oleh karena itu, perlu pola hidup sehat untuk menghindari atrofi otot.

3. Atrofi Otot Patologis

Atrofi jenis ini terjadi akibat penyakit yang secara langsung memengaruhi metabolisme atau kesehatan otot. 

Penyakit-penyakit ini sering kali mengganggu kemampuan tubuh untuk memelihara jaringan otot.

Penyebab utama:

  • Malnutrisi: Kekurangan protein dan kalori yang diperlukan untuk memperbaiki jaringan otot. Hal ini sering ditemukan pada penderita anoreksia dan penderita kurang gizi.
  • Kanker: Penyakit ini sering menyebabkan cachexia, yaitu kehilangan berat badan yang signifikan, termasuk massa otot, akibat metabolisme tubuh yang tidak normal.
  • HIV/AIDS: Kondisi ini dapat menyebabkan wasting syndrome, yaitu kehilangan massa tubuh akibat infeksi dan metabolisme yang terganggu.
  • Gagal Ginjal atau Hati: Gangguan organ-organ ini dapat menyebabkan disfungsi metabolisme, sehingga otot tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk bertahan.
  • Gangguan Autoimun: Penyakit seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat memicu peradangan kronis yang merusak otot.

Gejala Atrofi Otot

Gejala atrofi otot dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi salah satu ciri utama yang sering terlihat adalah penyusutan ukuran otot yang terdampak.

Beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin muncul akibat kondisi ini meliputi:

  • Perbedaan ukuran antara lengan atau kaki yang terkena atrofi dengan yang tidak terdampak.
  • Melemahnya kekuatan pada beberapa bagian tubuh.
  • Penurunan massa otot yang terlihat
  • Kelemahan pada anggota tubuh tertentu
  • Kesulitan melakukan aktivitas fisik sederhana
  • Rasa nyeri atau kram pada otot

Diagnosis Atrofi Otot

Untuk mendiagnosis atrofi otot, dokter biasanya akan mengumpulkan informasi mengenai riwayat kesehatan pasien serta gejala yang dialami.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik pada lengan dan kaki pasien untuk menilai kekuatan serta mengukur massa otot.

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan, seperti:

1. Tes darah

Bertujuan mendeteksi adanya infeksi atau tanda-tanda kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan atrofi.

2. Biopsi otot

Dilakukan untuk menganalisis pertumbuhan sel atau jaringan otot yang tidak normal sekaligus membedakan atrofi otot dari penyakit lainnya.

3. Elektromiografi (EMG)

Mengukur respons otot dan saraf terhadap rangsangan untuk mengetahui fungsi sistem saraf dan otot.

4. Tes konduksi saraf

Mengevaluasi kecepatan saraf dalam menghantarkan sinyal listrik.

5. CT scan atau MRI

Pemindaian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran struktur otot secara mendetail guna mengetahui tingkat kerusakan atau perubahan yang terjadi.

Cara Mengatasi Atrofi Otot

Terdapat berbagai metode yang dapat membantu mengatasi atrofi otot, antara lain:

1. Fisioterapi

Atrofi otot dan saraf kejepit memiliki hubungan erat karena sistem saraf berperan penting dalam mengontrol aktivitas otot. 

Jika tubuh mengalami masalah otot ini, maka fisioterapi saraf kejepit juga bisa jadi disarankan oleh dokter. 

Pasalnya, fisioterapi membantu mengembalikan kekuatan dan fungsi otot melalui latihan khusus yang dirancang sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.

Fisioterapi untuk pemulihan atrofi otot sangat penting dilakukan untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi.

2. Terapi Stimulasi Listrik

Terapi dan rehabilitasi untuk otot yang mengecil akibat atrofi bisa dengan melakukan simulasi listrik. Stimulasi listrik digunakan untuk merangsang kontraksi otot, terutama pada pasien dengan keterbatasan mobilitas.

3. Terapi Ultrasonografi

Metode ini membantu meningkatkan aliran darah ke otot dan meredakan rasa sakit pada area yang terdampak.

4. Perubahan Pola Makan

Konsumsi makanan tinggi protein dan nutrisi penting lainnya dapat mendukung pemulihan otot yang melemah.

5. Olahraga dan Aktivitas Fisik

Latihan fisik untuk meningkatkan massa otot bisa Anda lakukan dengan rutin. Mulai dari berjalan, yoga, atau latihan kekuatan ringan dapat membantu mencegah penurunan massa otot.

6. Operasi

Beberapa kasus tertentu, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan otot atau saraf yang menyebabkan atrofi.

Cara Mencegah Atrofi Otot

Ada sejumlah cara mencegah atrofi otot pada pasien dengan mobilitas terbatas, di antaranya:

  • Tetap aktif secara fisik, meskipun dengan aktivitas ringan
  • Lakukan gerakan pasif secara rutin jika harus bed rest.
  • Rutin berolahraga dan melatih kekuatan otot.
  • Penuhi kebutuhan gizi tubuh (karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dll.).
  • Dapatkan imunisasi lengkap untuk mencegah polio.
  • Gunakan alat pelindung diri saat berkendara atau bekerja di lapangan.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Komplikasi Atrofi Otot

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, atrofi otot dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Kehilangan fungsi anggota tubuh
  • Kesulitan bergerak
  • Penurunan kualitas hidup secara keseluruhan
  • Mudah terjatuh hingga cedera

Lantas, kapan harus berkunjung atau melakukan konsultasi dengan Ahli fisioterapi, dokter ortopedi, dan pelatih rehabilitasi?

Kapan Harus ke Dokter?

Kondisi kesehatan ini bisa menjadi tanda bahaya jika tidak segera ditangani dengan baik. 

Anda harus segera mendapatkan penanganan dokter secara tepat, bila mengalami atau menemukan orang dengan atrofi otot disertai gejala serius, seperti: 

  • Penurunan massa otot yang cepat
  • Kelemahan ekstrem pada otot
  • Kesulitan dalam bergerak atau melakukan aktivitas sehari-hari
  • Sulit berbicara 
  • Terjadi kelumpuhan di salah satu sisi tubuh 
  • Sakit kepala hebat
  • Berkurangnya pelinghatan 
  • Sesak napas

Oleh karena itu, sebaiknya Anda memahami atrofi otot beserta langkah awal untuk mencegah dan mengatasinya. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda melihat tanda-tanda atrofi otot pada dirimu atau orang terdekat.

Joimax: Solusi terbaik untuk Saraf Kejepit di Lamina

Nyeri punggung akibat saraf kejepit seringkali mengganggu keseharian Anda. Jika Anda mencari cara untuk mengatasi masalah ini dan kembali aktif tanpa rasa sakit, Lamina Pain and Spine Center memiliki solusi terbaik untuk Anda.

Joimax adalah prosedur minimal invasif yang efektif untuk mengatasi saraf kejepit. Tanpa perlu menjalani operasi besar, Anda dapat merasakan perbaikan yang cepat dan kembali beraktivitas dengan lebih nyaman dalam waktu singkat.

Mengapa Memilih Joimax di Lamina Pain and Spine Center?

  • Prosedur Cepat dan Minim Rasa Sakit: Dengan Joimax, proses perawatan lebih singkat dan pemulihan lebih nyaman.
  • Hasil yang Terbukti: Rasakan pengurangan nyeri yang signifikan dan peningkatan kualitas hidup secara nyata.
  • Ditangani oleh Profesional Berpengalaman: Tim medis kami yang ahli akan memberikan perawatan yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.
  • Teknologi Medis Terkini: Kami menggunakan peralatan medis tercanggih untuk memberikan perawatan yang paling efektif.
  • Perawatan yang Disesuaikan untuk Anda: Kami memahami bahwa setiap pasien memiliki kebutuhan yang unik, sehingga kami menyesuaikan perawatan untuk kondisi Anda.
  • Fasilitas Modern dan Nyaman: Nikmati kenyamanan selama proses perawatan di fasilitas kami yang lengkap dengan teknologi mutakhir.

Kenapa Memilih Lamina Pain and Spine Center?

Lamina Pain and Spine Center berkomitmen untuk memberikan perawatan terbaik untuk masalah tulang belakang Anda. Dengan tim medis yang profesional dan berpengalaman, kami siap membantu Anda kembali menjalani hidup aktif dan bebas dari rasa sakit.

Jangan tunggu lagi! Konsultasikan masalah saraf kejepit Anda sekarang juga. Hubungi kami melalui WhatsApp di 0811-8802-6621 untuk layanan telekonsultasi yang cepat dan praktis.

Ditulis Oleh

Yogi Wicaksono

Tanggal Publikasi

March 17, 2025

Request Callbcak

Artikel Lainnya

10 Tips Untuk Ibu Hamil Saraf Kejepit: Apa Saja?

ibu hamil saraf kejepit - lamina pain and spine center

Ketahui Jenis-Jenis Saraf Kejepit dan Neuropati

jenis-jenis saraf kejepit dan neuropati

Nyeri Punggung Bawah: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

nyeri punggung bawah